Menurut
definisi World Health Organization (WHO) sampah merupakan sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang
berbentuk padat
Salah satu tempat wisata di Indonesia, yaitu Bali
adalah salah satu daerah yang ada di Indonesia yang dikenal dengan sebutan
pulau seribu pura. Sebutan itulah yang menarik para wisatawan asing maupun lokal untuk datang ke Bali, ditambah dengan
keadaan pulaunya yang tenang dan memiliki pemandangan yang indah dan eksotis. Pantai-pantai yang berjejer
berwarna biru dengan pasir putihnya, makin menambah minat wisatawan untuk
berkunjung ke-Bali.
Pulau seribu pura ini,
masih kental dengan ragam budaya dan
tradisinya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, ini nilai plus yang
dimiliki oleh pulau Bali,
sehingga membuat para wisatawan menjadi ketagihan untuk menikmati indah
keragaman pulau Bali.
Kedatangan
wisatawan ke Bali
banyak membawa keuntungan bagi warga bali, salah satunya, mengenalkan Bali ke manca Negara
hingga seluruh dunia tahu. Sebagai warga bali
hal ini dijadikan peluang untuk membangun usaha, dengan jalan membuat kerajinan, membangun
hotel, restoran,
galeri, resort, kafe, dan
lain-lain. Sehingga makin banyak orang luar selain orang Bali juga berbondong-bondong datang ke Bali untuk
memperoleh cipratan keuntungan dari pariwisata Bali. Di
balik keuntungan tersebut, banyak masalah yang muncul, salah satunya adalah sampah yang
semakin menumpuk di Bali akibat limbah dari usaha-usaha yang ada, yang di buang
sembarangan, bahkan ada yang dibuang ke
aliran sungai.
Menurut Asisten II Setda provinsi Bali Ketut Wija dalam kompas.com, penanganan masalah sampah saat ini belum mampu maksimal karena berbagai faktor, antara lain kesadaran masyarakat untuk membuang sampah masih kurang.Sehingga Dinas Kebersihan dan Pertamanan kewalahan untuk menangani sampah tersebut. Setiap hari sampah tersebut yang diangkut kendaraan DKP mencapai 4.695 meter kubik per hari.
Sampah tersebut juga berasal dari rumah tangga. Hal itu seiring meningkatnya jumlah penduduk Bali, mencapai 4 juta orang. Belum lagi kedatangan wisatawan mencapai ^ juta orang per tahun yang tinggal atau yang mendatangi Bali. Pulang Bali yang kecil ini harus menampung jutaan warga dan mereka semua menghasilkan sampah.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Denpasar, Ketut Wisada mengungkapkan bahwa peningkatan volume sampah pada hari keagamaan seperti hari raya Galungan dan Kuningan itu mencapai 50-60 persen dari hari biasa.Menurut Asisten II Setda provinsi Bali Ketut Wija dalam kompas.com, penanganan masalah sampah saat ini belum mampu maksimal karena berbagai faktor, antara lain kesadaran masyarakat untuk membuang sampah masih kurang.Sehingga Dinas Kebersihan dan Pertamanan kewalahan untuk menangani sampah tersebut. Setiap hari sampah tersebut yang diangkut kendaraan DKP mencapai 4.695 meter kubik per hari.
Sampah tersebut juga berasal dari rumah tangga. Hal itu seiring meningkatnya jumlah penduduk Bali, mencapai 4 juta orang. Belum lagi kedatangan wisatawan mencapai ^ juta orang per tahun yang tinggal atau yang mendatangi Bali. Pulang Bali yang kecil ini harus menampung jutaan warga dan mereka semua menghasilkan sampah.
Bila tidak ditangani dengan baik, cepat atau lambat Bali akan kehilangan keindahannya dan tidak lagi menjadi tempat melepas rasa penat bagi para wisatawan. Disamping itu, bahaya sampah bagi lingkungan dan kesehatan sangat besar, seperti menyebabkan aliran air menjadi tersumbat karena sampah yang dibuang ke sungai, banjir dan timbulnya wabah penyakit seperti diare dan malaria.
Solusi yang dapat saya sarankan kepada pemerintah adalah:
- Perbaiki lagi program Clean and Green
Penyediaan tong sampah sesuai dengan pengelompokan sampahnya di tempat-tempat umum sudah bagus, namun perlu digalakkan lagi agar masyarakat mau membuang sampahnya di tong sampah yang telah disediakan. Hal ini bisa dilakukan dengan memasang tulisan-tulisan yang lebih inspiratif di setiap lokasi keramaian agar mereka selalu sadar dan ingat untuk membuang sampah di tong sampah yang disediakan sesuai pengelompokan sampah yang sesuai dan menambah jumlah tong sampah yang tersedia di tempat umum sehingga orang lebih mudah membuang sampah. - Sehari tanpa sampah
Disini pemerintah menyediakan satu hari dalam sebulan untuk mengadakan bersih-bersih bersama diseluruh wilayah di Bali. Untuk membantu pekerjaan petugas DKP dan juga memberikan kesempatan petugas untuk mengolah sampah di TPA terlebih dahulu sebelum sampah-sampah di hari berikutnya datang. Disamping itu mengajak kita bersama untuk merasakan lelahnya pekerjaan petugas kebersihan sehingga kita sadar dan tidak membuang sampah sembarangan lagi. - Tambah lagi petugas DKP
Penambahan petugas DKP sangat diperlukan karena dengan jumlah mereka yang lebih banyak maka menjaga kebersihan di setiap sudut kota akan lebih cepat dan mudah. Tempatka mereka di lokasi-lokasi yang berbeda sehingga mereka bisa fokus untuk mengurus kebersihan satu wilayah saja. Dengan begitu maka kebersihan akan tetap terjaga. - Penambahan jumlah kendaraan pengangkut sampah
Jika jumlah kendaraan pengangkut sampah lebih banyak di setiap wilayah maka sampah bisa diangkut lebih banyak dan bisa segera di olah di TPA. Disamping itu tidak akan ada lagi sampah yang menumpuk disudut-sudut kota yang dapat mengurangi keindahan Bali. - Perluasan TPA
Hal yang penting untuk penanggulangan sampaha di Bali menurut saya adalah perluasan TPA. Dengan perluasan TPA maka semua sampah bisa ditampung dan diolah dengan cepat dan benar. Sehingga tidak ada sampah di tempat-tempat umum yang dapat merusak pemandangan dan menyebabkan polusi pemandangan. - Memberikan tong sampah gratis kepada masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
Masyarakat perkotaan cenderung tidak mempunyai lahan untuk mengolah sampah. Jadi nanti mereka akan memilah sampah mereka sesuai jenisnya, kemudian memasukan sampah tersebut ke tong sampah gratis yang ditaruh didepan rumah setiap pagi sehingga bisa diangkut paginya oleh petugas DKP. - Mengadakan sosialisasi rutin mengenai cara pengolahan sampah rumah tangga.
Hal ini yang paling penting menurut saya, karena percuma menggerakkan seluruh petugas DKP untuk bersih-bersih jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan. Maka perlu diadakan sosialisasi mengenai cara mengolah sampah yang benar terutama kepada masyarakat desa yang membuang sampah ke sungai dan menyebabkan meluapnya air sungai sehingga menyebabkab banjir, apalagi limbah rumah tangga seperti deterjen yang sulit diuraikan maka tidak menutup kemungkian akan terjadi polusi air yang tinggi.