Selasa, 28 Mei 2013

Hari Ini Makan Apa...

Di emperan toko,

"Ibu aku lapar..."

Itulah kata yang terucap dari seorang anak kecil yang sedang lapar kepada ibunya,
Si Ibu hanya menjawab, " sabar ya nak, sebentar lagi kita akan makan..." katanya sambil menunggu dermawan yang lewat dan melemparkannya uang logam atau menyodorkannya nasi sisa.

Inilah kenyataan yang sedang terjadi, kemiskinan dan kemiskinan...

Kemiskinan adalah permasalahan yang kompleks bagi setiap negara, terutama negara besar seperti Indonesia. Kebijakan dan penanganannya harus merata dan menyeluruh agar tidak menimbulkan kebingungan dan kekisruhan. Hingga saat ini masalah kemiskinan di Indonesia menjadi masalah yang berkepanjangan. Secara definisi, kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.





Diatas adalah gambaran kemiskinan di Indonesia tahun 2012. Angka kemiskinan di indonesia sudah mencapai 11,66 %. Masih sangat tinggi.

Bagaimana pendapat kalian tentang foto ini....




Sedih bukan...
Bayangkan jika kalian berada di posisi ini....tidak tau harus kemana untuk berteduh dan tidak punya uang untuk makan.
Sebenarnya nenek ini pasti tidak ingin melakukan ini, tapi keadaan yang memaksa, biarpun ia diam dirumah itu tidak akan merubah apapun. Maka dia pun mencoba peruntungannya ke kota, demi mendapatkan sesuap nasi.... Lalu apakah menurut kalian akan ada perubahan yang berarti jika dunia masih keras seperti ini??


Pemberian bantuan dari pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan seperti BLT (bantuan langsung tunai) dan Raskin ( beras miskin) tidak berjalan optimal. Buktinya masih banyak masyarakat yang makan nasi aking, dan coba kalian lihat foto ini...




Coba bayangkan bagaimana anak-anak ini tumbuh dan memenuhi kebutuhan nutrisinya, lalu bagaimana dengan pendidikannya?? Padahal mereka semua adalah generasi muda penerus bangsa yang nantinya akan mengurus pemerintahan indonesia.

Bercermin pada potret kehidupan diatas saya ingin menyarankan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan masyarakat kurang mampu dengan memaksimalkan pelaksanaan pemberian bantuan seperti BLT (bantuan langsung tunai) dan Raskin (beras miskin). Jangan sampai hanya diterima oleh masyarakat tertentu yang memiliki kedekatan dengan petugas pembagi bantuan. Saya harap juga pemerintah lebih jujur dalam pembagian bantuan-bantuan ini, karena banyak sekali saya lihat bahwa dana sudah diturunkan namun belum juga sampai di tangan masyarakat. Kemana aliran bantuan tersebut?? Jangan sampai dana tersebut digunakan oleh orang yang tidak benar-benar membutuhkannya dan malah hanya dihambur-hamburkan saja.

Pemerintah juga dapat menyediakan lapangan kerja dan rumah kecil yang memadai untuk para pengemis, sehingga mereka tidak mengemis lagi dan bisa tinggal di tempat yang layak.

Saya berharap pemerintah juga lebih banyak menyediakan beasiswa atau bahkan sekolah gratis bagi siswa yang benar-benar kurang mampu dan berprestasi di desa-desa terpencil sehingga mereka lebih semangat belajar dan lebih memaksimalkan pelaksanaan beasiswa tersebut. Karena saya lihat malah bukan siswa kurang mampu yang mendapat beasiswa tetapi siswa yang memiliki kedekatan khusus dengan guru ataupun petugas pembuat surat keterangan miskin yang mendapatkannya. Kalau begini terus ini maka akan menurunkan minat siswa untuk belajar kareana hambatan biaya, apalagi saat ini semua barang mahal, untuk makan saja susah apalagi untuk membayar biaya sekolah seperti membayar SPP....Saya ingin pemerintah lebih memfasilitasi di bidang pendidikan sehingga dapat bermunculan generasi-generasi muda hebat yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa Indonesia dikancah internasional tidak kalah dengan negara lain.

Saya tidak bisa menunjuk siapa yang salah dan siapa yang harus berbenah, mari kita sadari sendiri...

Tumbuhkan kejujuran didalam diri dan teguhkan tanggung jawab yang kita emban sebagai cermin karakter bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar