Kamis, 29 Agustus 2013

Sahabatku... Macet



Kemacetan merupakan salah satu masalah yang populer terjadi di Jakarta, sudah seperti sahabat karena sangat sering kita temui dan alami, padatnya penduduk dan banyaknya bangunan gedung serta tingginya jumlah kendaraan pribadi merupakan penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta. Sampai saat ini pemerintah sedang dalam proses menemukan solusi agar kemacetan ini bisa teratasi segera sehingga tidak mengganggu aktifitas dan tidak merugikan orang banyak. 


Kejadian kemacetan dibali semakin hari semakin memburuk, dan sangat ditakutkan akan segera menyusul jakarta. Kemacetan terparah di bali justru terjadi di kawasan-kawasan wisata. Kemacetan di kawasan wisata terkadang sudah melebihi kemacetan jakarta karena warga dan wisatawan harus turun di tengah jalan dan berjalan kaki karena kendaraan sulit bergerak. Salah satu penyebab utama kemacetan di bali adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang tak terkendali. Organda wilayah bali mencatat jumlah sepeda motor di bali saat ini mencapai 2,2 juta unit dan mobil berjumlah 350.000 unit.


Dilihat dari jenisnya, jumlah sepeda motor mencapai 71,81 persen, diikuti mobil pribadi 19 persen, dan sisanya jenis kendaraan yang lain. Untuk mengatasi kemacetan ini,  tak hanya cukup dengan menambah jalan seperti pembangunan jalan tol Denpasar-Nusa Dua atau proyek underpass di kawasan simpang siur. Perlu tindakan yang integratif dengan memadukan rencana tata ruang dan sistem transportasi (Ketua MTI Danang Parikesit dalam Kompas.com).
Dampak dari kemacetan itu sendiri adalah menambahnya polusi di udara sehingga lapisan ozon menipis, dapat menyebabkan gangguan pernafasan, dan menyebabkan lingkungan harus bekerja lebih keras untuk memberantas CO2 yang ada padahal jumlah mereka semakin berkurang setiap hari karena terjadinya penebangan bebas

Oleh karena itu disini saya mengajukan beberapa solusi untuk masalah kemacetan yang mungkin juga melanda wilayah lain yang ada di Indonesia.
1. Membuat jalan tol dan underpass
membuat jalan tambahan ini perlu sebagai alternatif jalan tempuh, agar tidak terjadi kemacetan, dan pengguna kendaraan bisa menggunakan jalan lain sehingga terhindar dari kemacetan.

2. Menambah jumlah angkutan umum
Penambahan jumlah angkutan umum ini perlu, agar mereka lebih mudah untuk mendapatkan akses kendaraan umum, bahkan mungkin disediakan pangkalan-pangkalan khusus untuk angkot maupun bus yang lebih banyak, sehingga mereka mau menaiki kendaraan umum. Sediakan juga jarur khusus angkutan umum, sehingga angkutan umum tidak ikut terkena macet, maka masyarakat akan beralih untuk menggunakan angkutan umum saja daripada menggunakan kendaraan pribadi dan terkena macet.

3. Mengajak masyarakat untuk menggunakan angkutan umum
Bidang perhubungan perlu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengajak mereka menggunakan kendaraan umum, dapat juga dengan memasang tulisan-tulisan inspiratif yang membuat masyarakat mau menaiki angkutan umum. Salah satu alasan masyarakat enggan menaiki angkutan umum seperti angkot dan bus adalah karena tempatnya kotor, mungkin karena para penumpang sembarangan membuang sampah dan memang dari pengelola sendiri tidak mengontrol kebersihan kendaraannya sebelum beroperasi, sehingga membuat masyarakat enggan menaiki bus maupun angkot. Oleh karena itu pemerintah harus memfasilitasi kendaraan umum tersebut sehingga layak dan aman untuk ditumpangi. Selain itu penumpang juga harus ikut serta menjaga kebersihan dan tidak merokok di dalam kendaraan yang dapat mengganggu penumpang lain.

4. Aktif mengadakan penanaman pohon
Jumlah kendaraan yang semakin meningkat agak susah untuk ditanggulngi, maka kita harus mengantisipasi polusi yang ditimbulkan dengan melakukan gerakan menanam pohon, agar polusi udara dapat dikurangi. Semua institusi sekolah dari SD bisa mengajak muridnya untuk menanam pohon bersama dan mengajarkan bagaimana cara merawatnya sehingga mereka menyayangi pohon.

Tindakan kecil kita merupakan awal dari perubahan, mari menanam pohon agar kelak anak cucu kita masih bisa menikmati udara yang sehat dan segar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar