Senin, 21 Maret 2016

KAUM MUDA? JADI APA?




Ketika mendengar tentang kaum muda, maka sering kali orang bertanya siapakah kaum muda? Apa yang bisa dilakukan kaum muda? Akan menjadi apa nanti para kaum muda ini? Begitu banyak pertanyaan terlontar termasuk oleh para kaum muda sendiri yang masih berada dalam masa pencarian jati diri.

Menurut WHO kaum muda berusia 10-24 tahun. Jumlah kaum muda sangatlah banyak. Terdapat 1 dari 4 penduduk dunia merupakan kaum muda. Kaum Muda merupakan 18% dari populasi dunia (hampir 1,2 miliar jiwa).Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa, 53,4 juta diantaranya adalah kaum muda yang terdiri dari laki-laki 51% dan wanita 49%. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2025 yang dasar perhitungan proyeksi menggunakan data sensus penduduk 2000 menghitung jumlah kaum muda akan meningkat menjadi 59 juta di tahun 2025. 

Jumlah kaum muda yang begitu banyakdapat menjadi potensi bagi Indonesia. Kaum mudamerupakan pelaku utama pembangunan negara ke depannya. Diperhitungkan bahwa sejak tahun 2020, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang akan memberikan peluang besar bagi Indonesia dari besarnya jumlah kaum muda. Peluang itu akan terjadi selama 10 tahunan yaitu sekitar 2020 hingga 2030.Jumlah penduduk usia tua akan mengikuti periode itu. Peningkatan kualitas hidup akan mendorong peningkatan angka harapan hidup sehingga semakin banyak penduduk yang berumur panjang. Dalam periode tersebut segala upaya pembangunan negara harus dimaksimalkan.

Kaum muda dapat menjadi bencana apabila tidak berbekal pengetahuan dan keterampilan untuk mampu melaksanakan fungsi dan perannya dengan baik. Saat ini jumlah kaum muda yang tidak bersekolah atau putus sekolah sangat banyak karena biaya sekolah yang semakin mahal. Selain itu fasilitas sekolah yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar masih kurang. Tidak terjadi pemerataan penyediaan fasilitas fisik antara sekolah di pedesaan dan perkotaan yang membuat minat dan semangat kaum muda untuk melanjutkan sekolah di daerah pedesaan cenderung lebih rendah dari pada di perkotaan. Mereka cenderung memilih untuk bekerja demi mendapatkan uang. 

Kaum muda yang tidak memiliki bekal pendidikan tidak akan dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Selain itu mereka sangat rentan terjerumus kedalam masalah seksualitas, HIV/AIDS, narkoba,  kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi kaum muda yang tidak bekerja karena tidak memiliki bekal keterampilan ini dapat memicu masalah sosial seperti pencurian, perampokan, dan kejahatan lain.

Begitu besar harapan yang di bebankan kepada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa yang berbanding lurus dengan tantangan yang harus dihadapi merekauntuk dapat bersaing. Oleh karena itu, mulai saat ini kaum muda harus memiliki bekal pendidikan dan keterampilan. Dilengkapi dengan akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak, keterampilan, perlindungan dari diskriminasi, kekerasan dan eksploitasi serta jaminan kesehatan fisik dan mentalnya. Sehingga, mereka dapat menemukan potensi mereka dan mengembangkannya dengan baik agar dapat bersaing di dunia kerja. Pada akhirnya, bentuk keterlibatan mereka dalam pembangunan bangsa nanti akan terlihat dariseberapa banyak merekayang terlibat didalam dunia kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar