Ketika mendengar tentang kaum muda, maka sering kali
orang bertanya siapakah kaum muda? Apa yang bisa dilakukan kaum muda? Akan
menjadi apa nanti para kaum muda ini? Begitu banyak pertanyaan terlontar
termasuk oleh para kaum muda sendiri yang masih berada dalam masa pencarian
jati diri.
Menurut WHO kaum muda berusia 10-24 tahun. Jumlah
kaum muda sangatlah banyak. Terdapat 1 dari 4 penduduk dunia merupakan kaum
muda. Kaum Muda merupakan 18% dari populasi dunia (hampir 1,2 miliar jiwa).Sensus
Penduduk 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa, 53,4
juta diantaranya adalah kaum muda yang terdiri dari laki-laki 51% dan wanita
49%. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2025 yang dasar perhitungan proyeksi
menggunakan data sensus penduduk 2000 menghitung jumlah kaum muda akan
meningkat menjadi 59 juta di tahun 2025.
Jumlah kaum muda yang begitu banyakdapat menjadi
potensi bagi Indonesia. Kaum mudamerupakan pelaku utama pembangunan negara ke
depannya. Diperhitungkan bahwa sejak tahun 2020, Indonesia akan mengalami bonus
demografi yang akan memberikan peluang besar bagi Indonesia dari besarnya
jumlah kaum muda. Peluang itu akan terjadi selama 10 tahunan yaitu sekitar 2020
hingga 2030.Jumlah penduduk usia tua akan mengikuti periode itu. Peningkatan kualitas
hidup akan mendorong peningkatan angka harapan hidup sehingga semakin banyak
penduduk yang berumur panjang. Dalam periode tersebut segala upaya pembangunan negara
harus dimaksimalkan.
Kaum muda dapat menjadi bencana apabila tidak berbekal
pengetahuan dan keterampilan untuk mampu melaksanakan fungsi dan perannya dengan
baik. Saat ini jumlah kaum muda yang tidak bersekolah atau putus sekolah sangat
banyak karena biaya sekolah yang semakin mahal. Selain itu fasilitas sekolah
yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar masih kurang. Tidak
terjadi pemerataan penyediaan fasilitas fisik antara sekolah di pedesaan dan
perkotaan yang membuat minat dan semangat kaum muda untuk melanjutkan sekolah
di daerah pedesaan cenderung lebih rendah dari pada di perkotaan. Mereka
cenderung memilih untuk bekerja demi mendapatkan uang.
Kaum muda yang tidak memiliki bekal pendidikan tidak
akan dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Selain itu
mereka sangat rentan terjerumus kedalam masalah seksualitas, HIV/AIDS, narkoba, kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi kaum muda yang tidak bekerja
karena tidak memiliki bekal keterampilan ini dapat memicu masalah sosial
seperti pencurian, perampokan, dan kejahatan lain.
Begitu besar harapan yang di bebankan kepada kaum
muda sebagai generasi penerus bangsa yang berbanding lurus dengan tantangan
yang harus dihadapi merekauntuk dapat bersaing. Oleh karena itu, mulai saat ini
kaum muda harus memiliki bekal pendidikan dan keterampilan. Dilengkapi dengan akses
untuk mendapatkan pendidikan yang layak, keterampilan, perlindungan dari diskriminasi,
kekerasan dan eksploitasi serta jaminan kesehatan fisik dan mentalnya. Sehingga,
mereka dapat menemukan potensi mereka dan mengembangkannya dengan baik agar
dapat bersaing di dunia kerja. Pada akhirnya, bentuk keterlibatan mereka dalam
pembangunan bangsa nanti akan terlihat dariseberapa banyak merekayang terlibat didalam
dunia kerja.